Pria Idaman
Hari ini aku mendapat sms balasan dari dia. Aduh senengnya diriku, saperti melayang di angkasa (aduh lebay deh). Aku mengenal dirinya sebagai sosok yang bijaksana, alim, pemikir, dan agak serius (gak ada humornya sama sekali). Sudah lama sekali aku tak bertemu dengannya. Pertemuan kamipun sangat singkat, super singkat. Hanya sebatas mengetahui nama beliau dan tugas beliau. Tentu aku tidak banyak kata. Sikap cerewet ku saat itu hilang seketika. Aku menyukai figurenya, anggapaku dia salah satu figure lelaki ideal (in my mind). Dia memiliki pemikiran dan pengalaman yang selangkah lebih maju dariku. Dan ku anggap, mungkin dia bisa membimbingku baik dalam duniaku maupun akhiratku. Tapi, sikap malu-malu ku mengantarkan aku untuk tidak terlalu mengenali dirinya. Dan sikap ke-alim-an nya membuat diriku semakin menjauhinya. Beliau lebih pantas untuk mendapatkan perempuan yang lebih baik dariku. Itu saja, pertemuan singkat diriku dengan dirinya, dan menjadi akhir dari ceritaku bukan ceritanya.
0 komentar:
Posting Komentar