PENGABDIAN #4
Hampir satu tahun sudah aku mengabdi. Bukan tak terasa, namun terasa lika liku yang dihadapi. Tak banyak yang bisa ku beri, namun kuharap sedikit pemberian itu dapat memberi manfaat. Satu tahun pengabdian, diriku berperan sebagai seorang tenaga administrasi dan tenaga edukatif. Tidak terlalu sulitlah untuk peran administrastif, karena pengalaman menjadi seorang sekretaris sewaktu kuliah sangatlah berguna. Namun, ada sedikit perbedaan antara admintrasi anak perkuliahan dengan administrasi sekolah. Di kampus, kita bisa belajar membuat surat-menyurat, SOP, birokrasi, SK, peminjaman tempat, undangan dll. Namun, kalo di sekolah, sepertinya omongan lebih kuat dari pada surat (hehehe). Pekerjaan administrasi itu, sebenarnya kadang menjemukan, dibutuhkan kesabaran dan ketelitian. Pekerjaan sedikit, namun kalo sudah dibutuhkan (insedental) bisa membuat orang ngelembur. Dan kalo sudah gak dibutuhkan, bisa gak kerja sama sekali. Sedangkan untuk menjadi seorang tenaga edukatif, insya Allah masih bisa dihadapi. Ingat, S1 itu hanya sebuah batu loncatan, ingin menjadi apa kita, itu tergantung kita. Untuk tenaga edukatif ini, alhamdulillah lah, masih linear dengan jurusanku, fisika. Jadi, gampang-gampang susah. Gampangnya, karena kiat hanya mengulang materi yang akan kita ajari, sudah ada ma'lumat tsabiqoh nya, ya meskipun materi yang di ajari diperkuliahan itu tidak sama persis dengan materi anak sekolahan. Susahnya, membuat orang memahami apa yang kita ajarkan. Kamu tahulah, fisika atau yang berbau science itu dianggap sebuah momok yang sulit dipahami oleh murid. Itulah tantangannya, kita orang science harus membuat penjelasan yang mudah dipahami mereka. Sejujurnya, untuk satu tahun kemaren, aku hanya dipasrahi les sore untuk pelajaran ipa kelas 6, dan pelajaran kimia sma kelas X. Bukan suatu keadaan yang membanggakan, tapi alhamdulillah lah. Aku juga berpikir, mereka petinggi - petinggi tersebut mungkin masih berpikir berkali-kali untuk memasrahi pelajaran pagi kepadaku, aku hanyalah orang baru yang bukan berlatar belakang seorang pendidik, mereka masih berpikir 2 kali mungkin,untuk menyerahkan masa depan anak-anak itu kepadaku. Aku maklum. Ya meskipun kadang aku merasa tidak adil. Tapi, lambat laun perasaan ketidakadilan tersebut akan hilang ditelan waktu. Aku gak akan menuntut, jika mereka memasrahiku, aku akan bertanggung jawab, tapi jika tidak, ya aku menjalani tugas ku apa adanya dengan sebaik mungkin. Aku tidak ada niat untuk merebut peran siapapun. Waktu yang akan membuat ini berjalan terus, so keep calm. :-)
0 komentar:
Posting Komentar