blogger,
Pengabdian #10 (Harapan Seorang Siswa)
Selamat Bulan Ramadhan, aku lupa
ini sahur yang kerapa yaa, sekarang
menunjukkan jam 3. 24 WIB, waktunya masih pagi bener, buat sahur pun untuk
daerah sini, masih terbilang pagi. Aku udah bangun dari tadi jam 2.00, habis
itu gak bisa tidur, faktor sakit perut dan aku kalo udah melek, kadang susah
lagi tidurnya. Atau jangan jangan ada sesuatu (ngacok, abaikan saja). Ya ku putuskan saja untuk membuka laptop dan
menikmati fasilitas wifi yang ada disekolah, beginilah sekolah yang berskala
nasional, wifi ada dimana dimana. Hehehe
Tampa sengaja, aku menengok sala
satu satu profil G+ dari salah satu siswiku. Menurutku dia aktraktif,manis ,
bersemangat dan kreatif. Dan aku
menemukan blog nya dia. Dari satu
ketulisan yang lain, aku mulai membaca satu persatu. Ku mulai memahami apa yang
ia rasakan , skip tentang perasaan doi –doian, itu juga normal , suka menyukai
seseorang itulah adalah hal yang wajar, apalagi seumuran mereka, it is normal, likes human being . dari
apa yang aku baca aku tahu bagaimana perasaannya, dan sedikit memahaminya.
Bagaimana sulitnya ia belajar, harapan dia, apa yang ia rasakan dan
sebagaimananya. Dari tulisan tersebut, satu yang benar benar aku pahami, dia
berekspetasi tentang kehidupan sekolahan yang islami, mengharapkan pengajaran
yang lebih baik, mengharapkan lingkungan yang islami, pengajar –pengajar yang
islami, ada rona sedikit atau mungkin banyak kekecewaan yang temui ketika ia
sekolah disini. Aku juga sedikit merasakan, bahwa diriku belum memenuhi
ekspetasi dia. Aku belum memenuhi
standart seorang guru, aku belum mampu memberikan teladan yang baik bagi
dirinya.
Diriku merasakan sendiri, bahwa
ketika kita sudah di dekatkan dengan label “guru” kehidupan menjadi seorang
teladan harus yang kita tanamkan dalam hati ini. Kita tidak memungkiri bahwa
ketika ingin mereka menuruti kita, kita harus memberikan contoh mana yang benar
mana yang tidak. Bahkan aku merasakan, label “guru” dapat menjadi pengawas bagi
kita sendiri. Aku sendiri secara pribadi, belum memenuhi dan merasa belum siap
untuk berkarakter seorang guru. Ketika kita menyuruh siswa kita untuk disiplin,
namun kita sendiri belum disiplin, mereka pasti juga akan sedikit menentang
tentang perintah kita. Memang contoh itu lebih mudah mereka jalani dari pada hanya
ucapan. Aku tidak menyalahkan kekecewaan mereka, ketika kita melarang mereka
menggunakan baju yang tidak islami, tetapi kita tidak memakai baju islami,
mereka pun pasti ada rasa sedikit berontak.
“setiap orang dalam proses memperbaiki diri. Begitu juga dengan kami” kami ingin menjadikan kalian sebagai seorang insan yang lebih baik, begitu pula kami. Maafkan kami, jika kami belum bisa menjadi teladan yang baik, mari kita sama – sama berproses menjadi lebih baik.
0 komentar:
Posting Komentar