blogger,

Merindukan Suasana Rumah

02.22.00 ima2512 0 Comments


Hari kedua puasa di tengah perantauan rasanya aku rindu akan tawa Bapak dan Ibu dirumah. Tapi gak lebih  dari itu membuat ku melow lah J . Mengingat mereka menjadikanku harus lebih bersemangat. Jauh dari rumah sebenarnya  juga merupakan salah satu keputusanku. Terkadang kita memerlukan jarak agar rasa yang ada di dada kita benar benar terasa. Dan terkadang jarak dapat membuat kita menyadari bahwa keluarga merupakan tempat tuk kita kembali. Dengan jarak juga kita akan memahami dan menghargai hubungan itu sendiri. (hehehe)
Hari kedua ini di tengah tengah asrama, tidak ada yang berbeda. Tapi mungkin suasana sekolah yang sangat sepi, kesepian ditengah keramaian. Sebenarnya banyak anak anak disni, yang sama sama jauh dari rumah, tapi begitulah manusia, kita mereka dekat, mereka malah sibuk masing masing, namun ketika jauh, malah ingin selalu bertemu.  Hari ini ujian tahfidz, dan aku salah satu pengujinya, aku dapat bagian kelas sepuluh IPA 1. Menjadi penguji tahfid, terkadang aku malu dengan mereka. Iya, diriku merasa malu, aku seperti kalah dari mereka. Mereka adalah mutiara yang harus di poles terlebih dahulu. Siswa dan siswa seperti tepung ketika masuk suatu lembaga pendidikan, mau dijadikan seperti itu bergantung pada guru di lembaga tersebut. Mugnkin perkataan itu benar, siswa siswi bagaikan kepompong ketika menempuh pendidikan mereka, mereka akan bertrasformasi menjadi apa setelah proses ini tergantung dari pendidikan dan tenaga pendidik yang a berada pada lembaga tersebut.

Aku malu sebenarnya, dan merasa tidak pantas untuk menguji dan mengajari mereka tentang Al Qur’an. Apalah arti diriku, diriku hanya seonggok daging yang hanya mengenyam pendidikan pesantren 3 tahun, pendidikan  3 tahun rasanya aku belum mendapatkan apa apa. Tapi, ketika diriku ditunjuk, aku hanya mencoba menjadi tenaga pendidik yang baik bagi mereka, dan diriku hanya diniatkan untuk mengabdi. Rasanya berbeda, lingkungan adalah salah satu pembentuk dari sifat yang kita miliki. Karakter yang terbentuk dan kebiasaan yang terbentuk juga tergantung oleh lingkungan yang berada disekeliling kita. Lingkungan benar benar sangat berpengaruh terhadap kepribadian kita. Ada sebuah hadist nabi, jika kita dekat dengan penjual minyak wangi, maka kita pun akan harum . Jadi, teman dan  lingkungan mempengaruhi terhadap pembentukan karakter kita. Happy second fasting Guyss,, J I am proud of you all guys...

You Might Also Like

0 komentar: