blogger,
Merindukan Suasana Rumah
Hari kedua puasa di tengah
perantauan rasanya aku rindu akan tawa Bapak dan Ibu dirumah. Tapi gak
lebih dari itu membuat ku melow lah J
. Mengingat mereka menjadikanku harus lebih bersemangat. Jauh dari rumah
sebenarnya juga merupakan salah satu
keputusanku. Terkadang kita memerlukan jarak agar rasa yang ada di dada kita
benar benar terasa. Dan terkadang jarak dapat membuat kita menyadari bahwa
keluarga merupakan tempat tuk kita kembali. Dengan jarak juga kita akan
memahami dan menghargai hubungan itu sendiri. (hehehe)
Hari kedua ini di tengah tengah
asrama, tidak ada yang berbeda. Tapi mungkin suasana sekolah yang sangat sepi,
kesepian ditengah keramaian. Sebenarnya banyak anak anak disni, yang sama sama
jauh dari rumah, tapi begitulah manusia, kita mereka dekat, mereka malah sibuk
masing masing, namun ketika jauh, malah ingin selalu bertemu. Hari ini ujian tahfidz, dan aku salah satu pengujinya,
aku dapat bagian kelas sepuluh IPA 1. Menjadi penguji tahfid, terkadang aku
malu dengan mereka. Iya, diriku merasa malu, aku seperti kalah dari mereka.
Mereka adalah mutiara yang harus di poles terlebih dahulu. Siswa dan siswa
seperti tepung ketika masuk suatu lembaga pendidikan, mau dijadikan seperti itu
bergantung pada guru di lembaga tersebut. Mugnkin perkataan itu benar, siswa
siswi bagaikan kepompong ketika menempuh pendidikan mereka, mereka akan
bertrasformasi menjadi apa setelah proses ini tergantung dari pendidikan dan
tenaga pendidik yang a berada pada lembaga tersebut.
Aku malu sebenarnya, dan merasa
tidak pantas untuk menguji dan mengajari mereka tentang Al Qur’an. Apalah arti
diriku, diriku hanya seonggok daging yang hanya mengenyam pendidikan pesantren
3 tahun, pendidikan 3 tahun rasanya aku
belum mendapatkan apa apa. Tapi, ketika diriku ditunjuk, aku hanya mencoba
menjadi tenaga pendidik yang baik bagi mereka, dan diriku hanya diniatkan untuk
mengabdi. Rasanya berbeda, lingkungan adalah salah satu pembentuk dari sifat
yang kita miliki. Karakter yang terbentuk dan kebiasaan yang terbentuk juga
tergantung oleh lingkungan yang berada disekeliling kita. Lingkungan benar benar
sangat berpengaruh terhadap kepribadian kita. Ada sebuah hadist nabi, jika kita
dekat dengan penjual minyak wangi, maka kita pun akan harum . Jadi, teman
dan lingkungan mempengaruhi terhadap
pembentukan karakter kita. Happy second fasting Guyss,, J I am proud of you all guys...
0 komentar:
Posting Komentar