“Not Your Lucky”
Manusia hanyalah organisme paling
kompleks yang penuh intuisi dan naluri. Manusia memiliki keinginan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik dari
apa yang sudah dia miliki. Begitulah manusia, hidup dengan keinginan yang selalu
menuntut dirinya untuk dipenuhi. Mungkin keinginan dapat di “range” dalam
beberapa skala. Skala kecil, keinginan sesaat yang tidak diikuti dengan usaha
dan hanya membiarkannya berlalu jika dia tidak mendapatkannya. Skala menengah,
keinginan yang selalu dipendam, ingin dipenuhi, mewujudkan dengan usaha terbaik.
Keinginan Skala besar, mungkin bisa dibilang dengan hampir sama dengan kata
ambisius. Mungkin ketika aku membuat tiga skala tersebut, ada yang tidak sesuai
dengan definisi psikologi (is Okay, This is my opinion).
Kata keinginan tersebut, melekat
dengan kata “ Usaha”. Ya usaha. Ada usaha seadanya, usaha sekedarnya, usaha
dengan sungguh-sungguh, atau usaha asal- asalan, atau mungkin usaha terbaik. Satu kata
yang aku garis bawahi, kata “usaha terbaik”. Terkadang kita melihat usaha
terbaik dari hasil apa yang sudah kita perjuangkan. Ketika hasil tersebut sudah
seperti yang kita harapkan, terkadang kita mengatakan itu adalah hasil usaha terbaik. Namun, ketika hasilnya belum
seperti yang kita harapkan, kita hanya mengatakan, itu bukan keberuntungan
kita. Usaha terbaik, usaha seperti apakah yang disebut dengan usaha terbaik? Apakah
usaha dengan mengusahakan mati matian hingga pada akhirnya kita tak mampu lagi
untuk melakukan apa-apa. Usaha sampai pada penghabisannya. Usaha terbaik
menurutku, kita sudah melakukan semampu yang kita bisa, dan menyerahkan hasil
kepada yang di Atas. Sebaik apapun manusia merencanakan, penentunya adalah yang
di Atas, The Best Planner. Ketika hasil usaha kita tidak sesuai dengan harapan
kita, mungkin Allah masih memiliki rencana lain buat kita. Orang hebat adalah
orang yang mampu bangkit dari kegagalan. Dan menjadikan kegagalan tersebut
sebagai motivasi dan interospeksi terhadap apa yang sudah kita lakukan,
Sudahkan kita melakukan usaha terbaik?. Jangan jadikan kegagalan sebagai sebuah
pintu untuk menyerah. Kalo kita menyerah pada pertama usaha kita, maka
keinginan kita hanyalah keinginan sesaat/atau menengah. Jadikan kegagalan
tersebut sebagai salah satu pengalaman yang menjadikan kita lebih baik.
Tulisan ini Ibu khususkan untuk
anak-anak bimbingan ibu, jangan menyerah, kalian kali ini tidak berhasil. Tidak
apa-apa, mungkin tahun depan atau lomba selanjutnya, kalian insya Allah menang
dengan ijin Nya. Jadikan kegagalan sebagai pengalaman pembelajaran buat kalian.
Ambil hikmahnya, dan selalu bersyukur atas segala ketentuan-Nya. Sukses selalu
buat kita
0 komentar:
Posting Komentar