Pengabdian #6 (Kesabaran)
Kesabaran, teorinya sepertinya mudah, tapi tahukah kalian, menjalaninya sepertinya membutuh sebuah perjuangan yang tidak mudah. Dan diriku bukanlah salah satu orang yang sabar menurutku.
Pagi ini aku mendapat bagian jam mengajar di kelas V b (laki-laki). Perbedaan yang cukup signifikan, antara ketika mengajar kelas A dan Kelas B, adalah ketanggapan dan kegaduhan yang terjadi di dua kelas tersebut. Kelas B, lumayan butuh ekstra kekuatan dan kesabaran untuk proses belajar mengajar.
jam pertama, aku berada dikelas putra, ya kelas putra, kelas dimana anak-anaknya suka main sendiri. Ketika kujelaskan matematika, mata mereka sudah lesu menatap papan yang bertaburan angka-angka. Ketika kuberikan soal latihan, mereka pun bertanya "Bu, itu digimanakan?", Satu dua kali pertanyaan itu sering aku dengarkan, dan ku ulangi lagi penjelasan tentang penyelesaian soal tersebut. Namun, ketika aku beri soal lagi, mereka masih bertanya dengan suara yang sama. Alhasil, akupun menyuruh mereka untuk hanya fokus kedepan, tidak boleh mengerjakan apapun, hanyalah mendengarkan dan melihat ke depan. Ku ulangi penjelasan yang sama, suara pun hampir habis. Jika mereka gaduh, suara ku seperti tenggelam dalam suara gaduh mereka. Empat jam mata pelajaran, hanya dibuat membahas matematika, mungkin mereka sudah pusing. Gurunya pun tambah pusing. Suatu beban tersendiri, jika diriku tidak bisa membuat mereka memahami materi tersebut. Beginilah sulitnya menjadi seorang pendidik, harus bisa membuat penjelasan yang mudah dimengerti.
Kesabaran dan ketelatenan dibutuhkan dalam bidang ini, dan diriku merasa belum bisa mencapa level kesabaran dan ketelatenan tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar