Singgahan

14.18.00 ima2512 0 Comments

NSurabaya, aku merindukan kota metropolitan tersebut. Ya, aku sangat merindukannya. Sudah hampir satu tahun, aku tidak sempat menjenguknya.
Rasanya aku ingin berlari kesana, dan melupakan sejenak rutinitas di sini. Namun, masih ada kebimbangan hati, tanggung jawab yang ku miliki, tak bisa ku tinggalkan begitu saja.

Sebagian orang bahagia, jika dia sudah menetap di kampungnya. Namun, rasa itu tidak bagiku. Aku memiliki keinginan masih ingin merantau. Aku masih memiliki keinginan untuk mencari pengalaman sebanyak-banyaknya. Haruskah aku memikirkan masa tua ku sekarang? ? Tidak, aku hanya ingin diriku berkembang, dan menemukan apa yang ingin lakukan dalam hidup ini.
Cinta, sudah tak berpihak, lalu buat apa diriku menetap disini.
Keluarga, keluarga akan bahagia jika melihat anak bahagia.
Tiada alasan bagiku untuk tetap disni, pengabdian? Aku sekarang bisa mengabdi dimanapun,, dan ku niatkan hal tersebut dengan keikhlasan mengabdi tampa mengharap balasan apapun.
Aku sudah tidak memiliki alasan untuk tetap tinggal di kota ini.
Umur, umurku semakin bertambah dan aku merasa, diriku masih di dalam sebuah tempat singgahan yang sama.
Namun di balik semua keinginan itu, aku masih tetap bimbang dan bingung, kemanakah langkah kedua kaki ini akan ku injakkan?

0 komentar:

Lost Focus

15.58.00 ima2512 0 Comments

Ketika melihat sosial media yang meraja lela, hatiku agak sedikit tidak enak. Ada perasaan cemburu. Ketika melihat update status dan foto dari mereka-mereka yang sedang mengejar impiannya, hatiku rasanya membuncah. Apakah aku tidak bisa seperti mereka? Itu pertanyaan dalam hatiku terdalam. Rasa ini menimbulkan keirian yang dalam. Dan diriku merasa sangat kalah. Kuingat beberapa bulan yang lalu, aku masih semangat mengejar impian dan mengejar beasiswa. Namun, sekarang fokus itu hilang di telan bumi. Ku terlalu tenggelam dalam rutinitas ku, dan keinginan itu pun hilang satu-persatu. Satu yang ku inginkan sekarang, aku ingin bekerja, mungkin rasanya tidak adil bagi kemenag. Karena sebagian hidupku adalah jasa kemenag, namun diriku belum memberikan kewajiban yang sepantasnya. Tapi, umur semakin bertambah, dan jika diriku hanya berdiam diri, dan mengikuti arus rutinitasku, aku akan hanya tetap pada fase yang sama. Memang kita harus bersyukur terhadap apa yang sudah kita miliki, dan aku bersyukur atas semuanya, tapi aku juga harus memiliki keinginan yang lebih, keinginan untuk bisa melakukan yang lebih dan aku harus bisa melewati batas ku sendiri. Bersyukur memang berarti menerima, namun bersyukur bukan berarti tidak melakukan apa-apa. "Aku bersyukur atas segala karunia-Nya, namun bolehkan aku meminta karunia-Mu yang lain Robbi"

0 komentar:

Tindakan Bodoh

07.40.00 ima2512 0 Comments

Tindakan bodoh, itulah berulang kali yang aku ucapkan. Aku mengerti, namun aku pura-pura untuk tidak mengetahuinya. Mengharapkan mu adalah suatu hal yang bodoh, sepintar-sepintarnya diriku pasti akan melakukan hal bodoh ketika sudah menyangkut hati. Ku tahu, bahwa sudah tidak harapan, tapi tetap saja, hati ini menunduk malu dan tidak berani untuk menatapnya. Ku tahu, perasaan ini bertepuk sebelah tangan, namun tetap saja, dan tetap saja, perasaan itu muncul lagi. Mungkin dengan menghindarinya, diriku akan benar-benar melupakannya. Kami tidak mungkin bersama. Perbedaan yang terlalu jauh, dan sikap yang sangat berbeda. Meskipun ku tahu bahwa hasilnya adalah nol, namun tetap saja, kemungkinan salah hitung maupun salah rumus dapat terjadi, sehingga hasilnya tidak mungkin nol.
Haruskah aku menghindarimu? Aku sudah mencoba tuk menganggapmu seorang teman, namun perasaan itu kembali lagi. Aku tahu, perasaan itu bagaikan waktu bagimu, yang tak mungkin bisa di putar ulang. Kata orang cinta membuat kita bersatu, namun tidak bagiku, cinta itu membuat kita berpisah, ya berpisah.

0 komentar:

Di Hatiku Selamanya

08.17.00 ima2512 0 Comments

Lama sudah ku bersama, menemani dirimu
Berbagi cinta dan berbagi rasa
Semakin kita melangkah, semakin kita dalam
Semakin Terlihat jauh berbeda
Tapi ku.tak sangka, kita kan secepat ini
Harus berakhir  kisah cinta kitku akan selalu mencintaimu
Walau kita tak mungkin bersama
Meski berat melepasmu,
Tapi kamu akan selalu di hatiku selamanya
Betapa hancur, meninggalkan dirimu
Tapi iti bukanlah kehendakku
Kita memang tlah berbeda, tak pernah satu kata
Tak baik juga untuk teruskan
Tapi kutak sngaka secepat ini
Harus berakhir kisah cinta kita
Ku kan selalu mencintaimu
Walau kita tak mungkin bersama
Meski berat melepasmu
Tapi kamu akan selalu dihatiku selamanya
Ku kan selalu mencintaimu
Walau kita tak mungkin bersama
Meski berat melepasmu, tapi kamu akan selalu dihatiku selamanya

By : krisdayanti

0 komentar:

Mereka "orang tua" ku

20.02.00 ima2512 0 Comments

   perasaan apa ini yang aku rasakan. Aku senang, ketika dapat membantu mereka. Ya, mereka yang telah mengajari tentang dunia dan memberiku sebuah ilmu yang tak terkira. Mereka adalah guru-guru senior yang telah sangat berjasa kepadaku, menolak permintaan mereka adalah suatu kesungkanan bagiku.
    Tak lama aku mengenal mereka, dan tak lama juga  aku berpisah dengan mereka. Mulai dari diriku masih ingusan sampai aku sarjana, mereka adalah orang yang sangat berjasa. Ya, mereka. Mereka yang aku kagumi atas jiwa pengabdian mereka. Yang tampa lelah, mengajari anak didik mereka, dan tampa mengeluh atas minimnya kesejahteraan yang mereka terima. Terimakasih guru, suatu ucapan yang lama sekali aku tak mengucapkannya.
     muridmu, skrg sudah menjadi orang, sudah bisa tak bergantung kepada orang lain, terimakasih guru. Ilmu yang telah kau berikan telah membuat kami menuju jalan terang, menuju masa depan. Tak banyak yang bisa kami berikan, hanyalah sebuah kata terimakasih. Semoga Allah, membalas atas jasa-jasa mu, amin

0 komentar:

PASRAH

21.02.00 ima2512 0 Comments

     Ku tak tahu harus kutulis apa judul tulisan ini, aku bimbang, ketika aku harus mengetiknya. Aku merasa capek dan sedikit resah. Ya, pertemuan kemaren membuat ku ingin lari dari masa lalu, aku pun tak memahami diriku, pelarian ini harus ku kemanakan. Aku yakin aku sudah bisa melangkah ke masa depan dan tidak ingin menoleh ke masa lalu, bukan saat nya diriku untuk resah dan menyelami masa lalu, bukan saatnya. Aku sudah bisa menatap masa depan tampa adanya bayangannya, aku hanya ingin hidup tenang dan tampa memikirkannya. Aku sudah ingin membuka lembaran hati ini untuk orang lain. Ya, meskipun aku bimbang apa yang harus aku lakukan, ketika hatiku menutup rapat untuk siapapun. Aku sudah membuka sedikit pintu ini, belum terlalu lebar, tapi kenapa bayangan itu muncul. Ketika ada suatu cahaya terang, terlalu jelas bayangan yang terbentuk, membuat diriku ingin lari. Ya, ingin lari. Aku tak ingin mengulangi masa lalu itu, aku tak ingin menoleh kebelakang, aku hanya ingin menatap kedepan. Tak ingin kubiarkan hati ini terpaku. Ku ingin memulai suatu yang baru, tapi kenapa sulit diriku melakukannya. Ku pasrahkan hati ini kepada Dia yang di Atas, biarlah Dia yang menentukan pada siapa hati ini nantinya kuberikan secara utuh.

0 komentar:

Film 99 Cahaya di Langit Eropa

12.02.00 ima2512 0 Comments

Film 99 Cahaya Langit di Eropa, menurut ku suatu film yang menarik dan membuatku sedikit merasa iri. Ya, berlatar belakang negara-negara Eropa dengan menonjolkan bagaimana islam disana, membuatku sangat merasa iri dan terkagum-kagum ketika menonton film ini. Tahukah apa yang aku pikirkan? Aku merasa sangat kecil, ya sangat kecil. Dulu, aku memiliki keinginan untuk merasakan suasana Islam di negara lain, aku ingin tahu bagaimana keimanan dan proses menjalankan ibadah kita ketika lingkungan kita berada ditengah-tengah non-muslim. I just want to know, how the feeling that condition, and I wanna be agent of muslim, who can give something, not only take something. Also, I wanna be muslimah, yang dapat memberikan sesuatu kepada islam. Banyak orang bilang, mungkin terlalu tinggi ketika aku memiliki pemikiran itu. Apalagi, aku hanyalah seorang gadis desa. Tapi, aku yakin, di masa depan, Insya Allah aku bisa melakukannya. Hari ini, aku masih menapaki jalan, mencari jalan apa yang harus aku tempuh selamanya. Belajar dari lingkungan, dan memberikan manfaat kepada lingkungan. Hari ini aku masih belum memiliki apa untuk sumbangsih, namun kuharap dimasa depan, aku bisa memiliki peran tersebut. Aku masih belum berjuang apa-apa demi islam dan negaraku, aku sekarang hanyalah manusia yang mencari kesejahteraan untuk hidup layak. Semoga, niat itu tetap selalu ada, dan dimanapun aku berada, aku ingin memberikan sesuatu kepada yang lain.

0 komentar:

Pengabdian #6 (Kesabaran)

20.53.00 ima2512 0 Comments

Kesabaran, teorinya sepertinya mudah, tapi tahukah kalian, menjalaninya sepertinya membutuh sebuah perjuangan yang tidak mudah. Dan diriku bukanlah salah satu orang yang sabar menurutku.
     Pagi ini aku mendapat bagian jam mengajar di kelas V b (laki-laki). Perbedaan yang cukup signifikan, antara ketika mengajar kelas A dan Kelas B, adalah ketanggapan dan kegaduhan yang terjadi di dua kelas tersebut. Kelas B, lumayan butuh ekstra kekuatan dan kesabaran untuk proses belajar mengajar.
       jam pertama, aku berada dikelas putra, ya kelas putra, kelas dimana anak-anaknya suka main sendiri. Ketika kujelaskan matematika, mata mereka sudah lesu menatap papan yang bertaburan angka-angka. Ketika kuberikan soal latihan, mereka pun bertanya "Bu, itu digimanakan?", Satu dua kali pertanyaan itu sering aku dengarkan, dan ku ulangi lagi penjelasan tentang penyelesaian soal tersebut. Namun, ketika aku beri soal lagi, mereka masih bertanya dengan suara yang sama. Alhasil, akupun menyuruh mereka untuk hanya fokus kedepan, tidak boleh mengerjakan apapun, hanyalah mendengarkan dan melihat ke depan. Ku ulangi penjelasan yang sama, suara pun hampir habis. Jika mereka gaduh, suara ku seperti tenggelam dalam suara gaduh mereka. Empat jam mata pelajaran, hanya dibuat membahas matematika, mungkin mereka sudah pusing. Gurunya pun tambah pusing. Suatu beban tersendiri, jika diriku tidak bisa membuat mereka memahami materi tersebut. Beginilah sulitnya menjadi seorang pendidik, harus bisa membuat penjelasan yang mudah dimengerti.
Kesabaran dan ketelatenan dibutuhkan dalam bidang ini, dan diriku merasa belum bisa mencapa level kesabaran dan ketelatenan tersebut.

0 komentar: