Cuek Vs Perasa
Amarah yang terpendam bisa menjadi sebuah bom waktu, begitulah kata orang. Tapi memang betul, amarah yang tidak terekapresikan hanya akan menjadi sebuah bom yang ketika mencapai puncaknya, ia akan meledak sekencang kencangnya. Didalam sebuah hadit arbain, dikatakan bahwa "La Taghdob" ( jangan marah) , dimana hadits tersebut mengisyaratkan untuk selalu menahan marah. Mungkin beberapa orang melampiaskan rasa marah itu biasa, dengan gampang mereka mengeluarkan rasa itu. Namun bagiku kenapa hal tersebut sangat sulit. Ketika diriku merasa marah, aku masih belum bisa melampiaskannya, aku hanya bisa diam membisu seribu bahasa dan terkadang senyum lebar yang terlihat diwajah yang pas pas-an ini. Dan ketika diriku kecewa, akupun juga gak bisa mengeksresikannya. Hanya senyum yang bisa ku lihatkan, baka. Terkadang diriku memang egois, selalu memikirkan diri sendiri. Namun ketika kepentingan diriku bertemu dengan kepentingan orang lain, ketika diriku marah kepada orang lain, akan selalu memikirkan perasaan orang lain itu juga. "apakah mereka tersinggung? Apakah aku terlalu kasar? Apakah telah berbuat salah?" Aissshhh, dan selalu berakhir dengan diriku melupakan semuanya. Mungkin baik, ketika diiriku dianugrahi sifat pelupa dan cuek. Cuek tapi perasa. Sabar, Allah mengetahui segalanya.
0 komentar:
Posting Komentar