Cuek Vs Perasa

16.24.00 ima2512 0 Comments

Amarah yang terpendam bisa menjadi sebuah bom waktu, begitulah kata orang. Tapi memang betul, amarah yang tidak terekapresikan hanya akan menjadi sebuah bom yang ketika mencapai puncaknya, ia akan meledak sekencang kencangnya. Didalam sebuah hadit arbain, dikatakan bahwa "La Taghdob" ( jangan marah) , dimana hadits tersebut mengisyaratkan untuk selalu menahan marah. Mungkin beberapa orang melampiaskan rasa marah itu biasa, dengan gampang mereka mengeluarkan rasa itu. Namun bagiku kenapa hal tersebut sangat sulit. Ketika diriku merasa marah, aku masih belum bisa melampiaskannya, aku hanya bisa diam membisu seribu bahasa dan terkadang senyum lebar yang terlihat diwajah yang pas pas-an ini. Dan ketika diriku kecewa, akupun juga gak bisa mengeksresikannya. Hanya senyum yang bisa ku lihatkan, baka. Terkadang diriku memang egois, selalu memikirkan diri sendiri. Namun ketika kepentingan diriku bertemu  dengan kepentingan orang lain, ketika diriku marah kepada orang lain, akan selalu memikirkan perasaan orang lain itu juga. "apakah mereka tersinggung? Apakah aku terlalu kasar? Apakah telah berbuat salah?" Aissshhh, dan selalu berakhir dengan diriku melupakan semuanya. Mungkin baik, ketika diiriku dianugrahi sifat pelupa dan cuek. Cuek tapi perasa. Sabar, Allah mengetahui segalanya.

0 komentar:

Pengabdian part #8 OKI

02.02.00 ima2512 0 Comments

OKI, kepanjangan dari Ogan Komering Ilir. Pertama kali aku melihat kata OKI, akupun bertanya-tanya. Nama itu kelihatan asing dan tidak terdengar di telingaku. OKI terletak di provinsi Sumatera Selatan, dan masih sangat kelihatan asri (sepanjang mata memandang). Pertama kali aku menginjakkan kaki disini, kesan pertama" sangat panas".
Tempat ini akan menjadi tempatku untuk mengabdi setahun kedepan(ya, just planning). Lebih tepatnya tempat pengabdianku di MAN Insan Cendekia OKI di desa Seriguna Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten OKI.
Ini pertama kali aku menginjakkan kaki di tempat yang ntah berantah aku tak mengerti letaknya dimana, jadi klo misalnya aku kesasar aku benar2 kesasar. Tempatnya masih asri, banyak hutan bertebaran dimana-mana. Dan jujur aja, aku masih agak ketakutan dengan masyarakat disekitar sini yang notabene katanya banyak orang-orang yang tidak baik.
Satu kebiasaan yang aku amati, disini orang-orang nya pada gemar banget makan cuko alias cuka. Dan Pem pek dengan  segala variasinya. Iyalah, Palembang terkenal dengan nama kota Pempek nya. Ya pasti banyak pempek lah.
Masakan orang sini menurutku agak berbeda dengan di Jawa, tapi lidahku cocok dengan semua makanan, gak terlalu rewel, biasa anak pondok, everything is Okay.hahahaha
Bahasanya, tentu berbeda dengan bahasaku, tapi untunglah ada bahasa pemersatu, bahasa Indonesia.
Yang pertama tak bisa ku toleransiin itu, panasnya. Disni tuh sangat panas, seperti lebih panas dari surabaya, mukaku belang, seperti udang rebus,  tanganku gosong, biasa pertama tama banyak mengeluh. Tapi kelamaan ntar juga terbiasa.
Memang harus survive, jangan pantang menyerah. Jangan jatuh hanya pada satu hal, harus bertahan. Semangat untuk mengabdi untuk negeri :)

0 komentar:

PENGABDIAN PART #10 “Keyakinan yang Hilang”

01.59.00 ima2512 0 Comments

Takdir atau apakah yang membuatku  bisa bertahan disini? Aku pun juga menanyakan dalam hatiku yang terdalam. Ingin rasanya diriku hanya berlari dan meninggalkan segalanya. Keyakinan yang kuyakini sebelum aku berangkat kesini, telah hilang perlahan. Rasa itu seperti tererosi oleh gelombang keraguan yang terus terhantam. Semakin aku menjalaninya, semakin diriku ingin lari darinya. Jalan apakah yang harus aku ambil. Impian seperti menjauh,  diriku sepertinya ingin  rasanya melepaskan segalanya dan kembali. Kesulitan tentu akan terbentang didepan ku, tampa pengalaman dan umur yang sudah melewati batas freshgraduated, jalan apa yang harus ku ambil. Keyakinan akan masa depan terasa hilang. Langkah didepan ku, suram dan gelap. Pertimbangan  besar apa  yang telah membuatku mengambil jalan ini? rasanya ini bukan diriku, diriku yang menjalani transformasi lain.  Rasanya aku ingin kembali ke dunia ku, bukan karena dunia yang sekarang tidak sesuai atau aku tidak menyukainya, hanya saja, ada sedikit rasa dihati ini yang masih belum membuatku berlapang dada untuk menerima kondisi sekarang. Sebagian hidup kita akan dihabiskan untuk kerja , jadi ambil pilihan yang bijak untuk menjalani hidupmu.
Pilihan bijak tersebut seperti menjauh dan terasa hanya ada satu kondisi. Kenapa  pilihan hidupku, hanya sebatas ini saja? Pasti ada pilihan lain namun kenapa pilihan itu belum juga muncul. Rasanya sangat berat, mungkin tidak lama untuk mengambil kesimpulannya. Impian ku runtuh, keyakinan ku hancur. Fakta realita membuat ku sadar, bahwa diri ini masih banyak kekurangannya.

0 komentar:

Lembaga Riset Di Indonesia

01.52.00 ima2512 0 Comments

Riset, menurutku salah elemen penting untuk perkembangan suatu negara. Sejak kemaren saya berpikir untuk memiliki peran dalam dunia riset Indonesia. Sejak saya ingin mendapatkan salah satu program beasiswa yang mengharuskan saya untuk menulis career plan . Dan saya tertarik untuk memasuki dunia riset dan akademisi. Okelah, menjadi seorang akademisi dapat saya wujudkan dengan menjadi seorang dosen di salah satu lembaga pergurun tinggi. Namun menjadi  seorang researcher membuat saya bingung harus dibawa kemana hasrat ini selain di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Akhirnya saya mencari lembaga-lembaga riset khususnya riset dalam bidang sains fisika. Mbah google menunjukkan beberapa deretan hasil yang membuat saya juga agak bingung. The first result yaitu DRN (Dewan Riset Nasional). Saya yang Kudet (Kurang Update) atau mungkin karena lembaga ini yang memang  belum memasang  gaungnya. Setelah saya buka-buka websitenya ternyata memang lembaga ini merupakah salah lebaga riset pemerintah, tapi saya tidak dapat menemukan bagaimana proses recruitment  karyawan dan pegawai baru. Malahan, saya juga baru mengetahui kalo ada beberapa Dewan Riset Daerah, ( yang pada akhirnya membuat saya penasaran, apakah di Probolinggo (Tempat Kelahiranku) juga ada lembaga DRD ini). Tapi setelah browsing dan searching, saya tidak menemukan lembaga ini di probolinggo. Hasil hasil selanjutnya tidak saya temukan lembaga – lembaga riset sains.
Sungguh disayangkan negara se Kaya Indonesia (SDA) namun hanya memiliki sedikit lembaga riset. Atau mungkin lembaga riset ini ada, namun masih tidak banyak orang yang mengetahui tentang adanya lembaga ini.  Jujur ketika saya memiliki jurusan sains, saya tidak memiliki pemikiran untuk menjadi seorang researcher, karena pada saat itu, saya tidak memiliki kenalan atau profesi yang berkenaan dengan hal tersebut. Menjadi seorang peneliti, sepertinya tidak banyak orang memimpikannya. Mungkin karena  jalan masa depan kurang jelas, dan satu yang saya sadari kesadaran pemerintah yang kurang  akan peneliti peneliti tersebut. Jujur saja, di Kota saya sendiri saja, ketika saya mencari lembaga riset daerah atau lembaga lembaga yang  memiliki konsen dibidang tersebut, khususnya sains, saya tidak menemukannya. Dengan tidak adanya lembaga tersebut, juga membuat orang orang muda sadar bahwa jurusan sains seperti kami seperti tidak dapat mengaplikasikan apa yang sudah didapatkannya di bangku kuliah.
Selama ini, hasil skripsi dan penelitian penelitian para sarjana muda hanya menjadi sebuah buku di sudut pojok perpustakaan, tidak banyak hasil hasil penelitian tersebut di aplikatif didalam masyarakat.  Seandaianya, hasil hasil penelitian ini dapat di wujudkan atau diaplikatifka dan menghasilkan suatu hak paten atas hasil penelitian tersebut, menjadi suatu kebanggaan tersendiri. Mungkin tidak banyak materi yang dihasilkan, namun paling tidak kita mampu menciptakan produk sendiri, Made In Indonesia.
Para sarjana muda adalah salah satu agent of change,  mereka seharusnya bisa menjadi salah maker decision dan salah satu konseptor yang dapat membawa perubahan yang lebih baik bagi bangsa ini. ketika sarjana muda memiliki idealism yang tinggi, biarkan mereka berkembang dan arahkan mereka untuk memiliki rasa nasionalisme tinggi.

0 komentar:

Impian Masa Depan

01.48.00 ima2512 0 Comments

IMPIAN MASA DEPAN
Tak kunjung datang dan tak menentu. Dulu sekali ketika masih kecil aku memiliki impian untuk menjadi seorang pramugari, kenapa? Karena aku ingin keliling dunia. Aku mengetahui bagaimana kehidupan di luar sana, bagaimana kebudayaan, cara hidup dan pemikiran mereka.
Seiring dengan perjalanan waktu, impian itu berubah. Aku ingin menjadi dokter. Aku ingin bisa menolong dan membantu orang lain. Impian terus berkembang sampai diriku ketingkat SMA. Namun ketika tahun terakhir SMA, pilihan itu sebenarnya ada di tanganku. Kedokteran atau Sains. Orang tua pada saat itu tidak mendukung pilihan ku untuk mengambil kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.  Karena masalah jarak yang dibilang terlalu jauh, membuat mereka tidak mengijinkan puteri bungsunya untuk melanjutkan studi di sana. Orang tua ku memberi pilihan untuk mengambil kuliah di daerah Jawa Timur. Saat itu pilihannya cuma ITS dan Universitas Airlangga. Aku memilih Universitas Airlangga saat itu karena ada pilihan kedokterannya. Namun karena persaingan yang sangat tinggi, guru BK ku menyarankan ku untuk mengambil S1 Sains saja. Dan juga sepuluh temanku juga memilih Kedokteran UNAIR semua. Pada akhirnya, S1 Fisika menjadi pilihan pertama dan S1 Matematika menjadi pilihan kedua. Karena aku suka menghitung, aku lebih memilih jurusan yang ada hitungannya. Aku merasa lemah dalam hafal-menghafal.
Awal kuliah,
Meskipun aku agak setengah hati ketika mengambil keputusan untuk mengambil beasiswa ini,namun yang membuatku tertarik untuk mengambil nya, kontrak pengabdian yang harus aku jalani, ketika diriku lulus sarjana, itu tidak membuat ku susah.  Aku merasa senang dapat membantu pondok ku kelak.
Di awal perkuliahan, aku merasa tidak PEDE. Aku merasa kesulitan dengan jurusan ini. aku sudah menemui dosen waliku, untuk meminta nasehat tentang semua itu. Namun dosen waliku memberi pilihan bijak kepadaku. Pilihan ada di tanganku. Meninggalkan atau lanjut dengan totalitas. Jangan setengah-setengah.
Melanjutkan ada pilihanku, dan impian masa depan sepertinya juga berubah. Ketika tahun kedua kuliah, aku mulai  menyukai dunia organisasi, bukan mulai menyukai mungkin, mungkin mengembangkan minatku di organisasi, meskipun itu sangat jauh dengan jurusanku yang lebih kearah “orang serius”. Sejak SMA, aku suka mengikuti kegiatan organisasi. Di perkuliahan, aku lebih tertarik ke organisasi dari pada kuliah, dan manajemen waktuku hancur. IPS ku saat itu “lurus Ke bawah” dan inilah tantangan seorang anak fisika.
Sebelum dapat teguran dari pihak beasiswa, aku mulai memanajemen waktuku. Mungkin sebagian waktuku, lebih banyak terkuras untuk mengurusi kegiatan organisasi, seminar, expo, dan segala kegiatannya memberi pengalaman yang tak terlupakan.  Kegiatan kepedulian, kegiatan pengetahun, kegiatan menambah wawasan, telah membentuk karakter ku saat itu. Hidup memang harus memiliki sifat kepedulian satu sama lain. Tahun terakhir, merupakan tahun galau untuk mengerjakan tugas terakhir, Tapi Alhamdulillah, aku mendapat beasiswa penelitian dari Masyarakat Nano Indonesia. Berangkat lah diriku ke Serpong dengan kelima temanku.
Disana, aku mendapat pengalaman yang seru dengan segala susah senangnya. Bertemu dengan ilmuwan ilmuwan LIPI  yang sangat kharismatik. Bertemu dengan mereka memberi ku gambaran seperti apa sih pekerjaan menjadi seorang peneliti.
Lulus dari sarjana, aku langsung mengurusi proses pengabdianku. Dimasa pengabdian, aku memiliki keinginan berbeda untuk masa depanku. I want join in International Organization. Ambisius yaa, pikiran ku saat itu, aku benar-benar ingin bisa menolong dan membantu orang, baik itu dibidang pengetahuan maupun dibidang kemanusiaan. Aku ingin memiliki peran dibidang itu. Researcher atau dosen dan memiliki yayasan di bidang kemanusian. Aku ingin membangun suatu yayasan untuk anak-anak tidak mampu dan jalanan. Namun aku ingin juga memiliki kiprah di dalam International Muslim. Memperbaiki pandangan dunia tentang islam.

0 komentar:

PESIMIS

01.45.00 ima2512 0 Comments

Jalan hidup setiap orang itu berbeda. Dan tidak ada yang tahu tentang segala rencanaNya. Aku percaya, Dia yag memberi jalan Nya tak kan memberi kesulitan di atas kemampuan hamba-Nya.
Hidup memberi kita kesempatan untuk memilih jalan apa yang akan kita tempuh dan warna apa yang akan torehkan di atasnya. Pilihan, hidup memang harus memilih dan resiko adalah teman setia yang menemaninya.
Jalan yang aku tempuh sekarang, aku pun ragu untuk akan jalannya. Masa depan sepertinya hal yang tak bisa ku bayangkan. Bukan seperti kebanyakan orang yang meyakini akan impian masa depanya, diriku akan pesimis atas semua itu. Aku seperti berjalan diatas hal yang tidak ku sangka. Aku memilih, namun pilihanku membuat diriku ragu. Bukan seperti diriku yang sebelumnya, yang selalu optimis akan langkah yang di ambilnya. Aku pesimis, ya pesimis atas masa depan yang akan ku jalani. Aku disini, dengan niat yang satu :mengabdi. Dan Allah mengetahui waktu yang tepat untuk mengabulkan do’a hamba-Nya.
Jujur, pesimis. Iya aku pesimis dengan jalan ini. timbul rasa ketakutan akan hal itu.

0 komentar: