PENGABDIAN #7 MAN Insan Cendekia OKI Sumatera Selatan

18.31.00 ima2512 0 Comments





Aku tidak tahu ini cerita pengabdian ku yang keberapa. Namun satu hal yang pasti ini adalah tahun terkakhir pengabdianku. Aku hampir memasuki tahun ke tiga masa pengabdianku. Tidak banyak yang ingin aku ceritakan, namun ada keluh kesah yang ingin aku curahkan dan ingin ku bagikan.
Detik – detik masih dengan nuansa ramadhan, aku merasa Yang Maha Kuasa telah mengabulkan segala do’a yang ku panjatkan. Aku tak tahu, Takdir yang menunjukkan jalannya, ataukah takdir itu telah memilih diriku untuk menemukannya. Satu keputusan drastis yang telah aku ambil, dengan segala angan-angan ku ketika aku masih  memiliki semangat berkobar untuk mengabdikan diri ini supaya berguna bagi bangsa dan negara. Ya, keputusan  yang telah membuatku menginjakkan kaki untuk pertama kali keluar dari tanah kelahiranku sendiri, Jawa. Aku mengambil keputusan untuk pengabdian ku di Kabupaten OKI, Sumatera Selatan.
Kebanyakan orang mungkin mengernyitkan dahi ketika diriku memiliki keberanian untuk merantau nan jauh di saat semua orang berbondong-bondong ke pulau Jawa, tapi malah diriku sebaliknya.  Siapa yang akan mengerti akan takdir dan rencana-Nya.Yang  akupun sendiri tak mengerti tentang apa yang terjadi. Keputusan saat itu bulat, aku tak tahu, aku hanya mengikuti naluriku. Meskipun ada segelintir orang yang bertanya apakah semuanya jelas. Aku tahu pada saat diriku sendiri  belum memahami kejelasan itu sendiri, namun yang pasti aku meniatkan diriku saat itu untuk mengabdi. Aku tak tahu bagaimana keadaan disana dan apa yang harus kulakukan, aku mengikuti hatiku. Banyak orang mencibir, namun kembali lagi ke prinsip awal diriku, “ Selagi apa yang kita lakukan tidak melanggar agama dan syari’atnya, lakukanlah”. Aku tahu, aku meninggalkan banyak keadaan yang akan membuat diriku nyaman, namun kita harus keluar dari comfort zone tersebut. Mungkin gila keputusan ini (paling tidak sekali seumur hidup membuat keputusan gila)  alhamdulillah orang tua ku mendukung. Mereka rela dan memberi restu membiarkan putri bungsu mereka untuk menginjakkan kaki di tanah orang lain.

Hidup ini adalah ladang beribadah, meskipun kita tak bisa beribadah selamanya, paling tidak kita harus bisa melakukan kebaikan satu kali saja. Hidup Cuma sekali, dan buatlah hidup singkat mu menjadi suatu perjalanan dengan makna. (semoga saja, hidup ku ini dapat memberikan manfaat bagi orang lain, meskipun tidak banyak) J

You Might Also Like

0 komentar: