PENGABDIAN PART 3
Bukan tidak terasa, sangat terasa
sekali waktu yang aku jalani sekarang. Semenjak
dinyatakan lulus bulan Juli dan diwisuda
bulan Agustus, sudah hampir 4 bulan, aku menjalani hidup seperti tampa
cita-cita. Aku tahu, misiku setelah diwisuda adalah “Mengabdi”. Tapi aku tak tahu, kalo akan butuh perjuangan
yang lebih untuk sebuah pengabdian.
Minggu pertama setelah lulus,
kukira aku dapat langsung mengabdi. Aku sudah merencanakan apa saja kemungkinan
yang akan terjadi. Namun semua itu diluar dugaanku. Orang yang baru,tidak
gampang untuk memasuki lingkungan yang sudah tertata rapi. Kebingungan
menghampiriku. Harus bagaimana diriku. Sampai ada tawaran mengabdi di daerah
perbatasan NKRI, aku pun mendaftarkan diriku. Akupun lelah menunggu keputusan
dari para tetinggi tersebut. Sebenarnya, aku sudah diberi waktu pengabdian di
lembaga ku untuk satu minggu sekali sore
hari sekitar satu jam. Dikarenakan, jarak dari rumahku yang lumayan membutuhkan
waktu, dan aku juga belum bisa menetap di pondok, karena tampa ada kejelasan
waktu yang pagi. Akhirnya , sebulan
setelah menunggu keputusan yang tiada kabar, aku memutuskan untuk melakukan
pengabdian di salah satu pondok pesantren dekat rumahku. Paling tidak,lingkungan
tersebut mau menerimaku dan disana juga tempat diriku menimba ilmu sebelum
masuk pondok pesantren ketika SMA.
Akupun memasuki dunia yang baru,
dunia pendidikan. Komitmen untuk terus mengabdi terkadang susah untuk dijaga. Kamu
tahu, sebagai seorang yang mengabdi, terkadang kita tidak bisa menuntut banyak,
ya aku tahu itu. Namun,manusiawilah ketika kita ingin membantu orang tua dan
membahagiakan orang serta untuk memenuhi kebutuhan kita. Terkadang, kondisi dan
lingkungan tidak mendukung untuk menjaga komitmen tersebut.
Kegiatan beberapa bulan ini, pagi
menjadi seorang figure untuk bisa
diteladani oleh murid-muridku sekitar sampai jam satu. Apapun aku lakukan, yang
penting itu adalah kontribusi untuk pengabdianku. Sore, mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan ku (*mau minta orang tua malulah, karena kita sudah bisa dibilang
sudah dewasa).
Sekarang, aku baru mengerti. Pengabdian
membutuhkan jiwa pengorbanan yang besar. Bersabar dan Ikhlas. Jalanku
masih panjang, pengabdian bukanlah suatu hambatan, namun ia adalah suatu
loncatan kehidupan tanggung jawab yang harus aku jalani. new event, new spirit and new inspiration
0 komentar:
Posting Komentar